PROPOSAL
1.1.
Latar belakang
Pengelolaan
sumber daya manusia yang baik di butuhkan untuk menciptakan suasana kerja yang
kondusif sehingga pekerja pun dapat bekerja dengan nyaman dan berproduktivitas
tinggi.Terutama dalam hal pengembangan sumber daya manusianya itu sendiri.
Dalam
pengembangan salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kompensasi, dalam
hal ini pihak perusahaan dituntut untuk dapat memberikannya sesuai dengan apa
yang dibebankan kepada pekerja. Namun terkadang terjadi ketimpangan antara beban
pekerjaan dengan kompensasi yang diterima oleh pekerja sehingga mempengaruhi
kinerja seorang pekerja.
Oleh
karena itu alasan saya mengangkat tema”PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN
KERJA”.
1.2. Masalah dan Tujuan
Dalam
pengelolaan sumber daya manusia pihak perusahaan menginginkan kualitas kerja
yang baik dari karyawannya namun hal tersebut kadang tidak dibarengi dengan
pemberian kompensasi yang sesuai dengan kinerja yang diharapkan Tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk
meneliti seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja seorang
karyawan sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan tersebut.
1.3.
Kerangka Pemikiran
Saya
memenganalisis jurnal ini untuk membuktikan pengaruh kompensasi terhadap
kepuasan kerja karyawan dalam suatu perusahaan. Saya melakukan penelitian ini
dengan menganalisis dari jurnal terdahulu yaitu JURNAL PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN YAPEN WAROPEN, PAPUA.
Dengan menggunakan fungsi regresi :
Y=
a+bX+c
KEPUASAN KERJA(Y) =KOMPENSASI(upah, gaji, tunjangan,
bonus,promosi, penghargaan )(X)
1.4. Landasan Teori
1.4.1. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal
yang bersifat individual, setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda-beda dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek
dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, semakin tinggi
kepuasan yang dirasakan, sebaliknya bila semakin sedikit aspek-aspek dalam pekerjaan
yang sesuai dengan keinginan individu, maka makin rendah tingkat kepuasannya
(As’ad, 2005:103), sedangkan menurut Hasibuan (2007: 202) kepuasan kerja adalah
sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja
dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar
pekerjaan.
Menurut Handoko (2000: 129) kepuasan kerja
adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana
para karyawan memandang pekerjaan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya. Pendapat lain tentang kepuasan kerja
dikemukakan oleh Hoppeck (dalam As’ad 2005:104) menyatakan bahwa kepuasan kerja
merupakan penilaian dari pekerjaan yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara
keseluruhan memuaskan kebutuhannya, sedangkan menurut Kartono (2007: 249)
kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerjaan tentang seberapa jauh
pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhan.
1.4.2. Kompensasi
Hasibuan (2007:117) mendefinisikan
kompensasi sebagai semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau
tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan. Kompensasi merupakan istilah luas yang berkaitan dengan
imbalan-imbalan finansial (financial reward) yang diterima oleh
orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi. Pada
umumnya, bentuk kompensasi adalah finansial karena pengeluaran moneter yang
dilakukan oleh organisasi. Kompensasi bisa langsung, dimana uang langsung
diberikan kepada pegawai, ataupun tidak langsung dimana pegawai menerima
kompensasi dalam bentuk-bentuk non moneter. Terminologi- terminologi dalam
kompensasi adalah sebagai berikut (Simamora, 2001: 124):
a. Upah dan gaji, upah biasanya
berhubungan dengan tarif gaji per jam (semakin alam jam kerjanya semakin besar
bayarannya). Upah merupakan basis bayaran yang kerap digunakan bagi
pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Gaji umumnya berlaku untuk tarif
bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan.
b. Insentif, adalah tambahan-tambahan
kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi
atau perusahaan. Program-program insentif disesuaikan dengan memberikan bayaran
tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan- keuntungan, atau
upayaupaya pemangkasan biaya. Tujuan utama program insentif
adalah mendorong produktivitas pegawai dan
efektivitas biaya.
c. Tunjangan, yaitu berupa asuransi
kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung instansi, program pensiun, dan
tunjangan lainnya yang berhubungan dengan
hubungan kepegawaian adalah contoh dari program tunjangan.
d. Fasilitas, yaitu dapat mewakili jumlah
substansial dari kompensasi, terutama bagi eksekutifeksekutif yang dibayar mahal.
Contoh fasilitas adalah kenikmatan seperti
mobil instansi, akses ke instansi yang mudah dan lainnya.
1.5. Tulisan terdahulu
Dalam
pembahasan tulisan ini saya mengambil dasar-dasar dan teorinya dari beberapa
jurnal sebelumnya yaitu JURNAL PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR, JURNAL PEGAWAI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA
NASIONAL KABUPATEN MUARA ENIM, JURNAL PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM KABUPATEN YAPEN WAROPEN, PAPUA.
1.6 Hipotesis
Hasil
Uji F (analysis of variance) untuk pengujian hipotesis dapat disajikan
pada Tabel 1.Hasil uji Fhitung diperoleh nilai sebesar 47,997 sedangkan pada
tingkat kepercayaan 95% (a =
5%) diperoleh nilai Ftabel
= 3,15 sehingga Fhitung> Ftabel.
1.7.
Metodologi
Menurut
jurnal(Pengaruh Motivasi terhadap kepuasan kerja Pegawai
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim) maka saya
mengunakan model analisa kuantitatif yaitu regresif
linier berganda dengan persamaan sebagai berikut :
Y
= a + bX + e
Dimana
:
Y
= Variabel Terikat(Kepuasan kerja)
X
= Variabel Bebas(Kompensasi)
a
= Konstanta
b
= Koefiseien
e = Variabel error
1.8
Hasil dan Kesimpulan
1.
Secara bersama–sama seluruh
variabel bebas faktor–faktor kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat kepuasan kerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi tinggi kompensasi yang diberikan maka akan semakin tinggi pula
kepuasan kerja pegawai.
2.
Kini jenis kompensasi pada
perusahaan semakin beragam sehingga untuk mencapai kepuasan kerja karyawan
pihak perusahaan harus lebih aktif dalam melihat kebutuhan karyawan dan sebisa
mungkin memberikan pada karyawan tersebut agar tercapai saling pengertian
antara perusahaan dengan pegawai.
3.
Dengan semakin tingginya nilai
UMP yang ditetapkan pihak perusahaan harus lebih selektif dalam merekrut
karyawan baik dari segi kuantitas ataupun kualitas karyawan tersebut, agar
hasil yang didapat pun akan maksimal dan pemberian kompensasi pun dapat lebih
maksimal.
4.
Jika dilihat dari prosentase
pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan mungkin sebesar 40%,
karena kompensasi pada dasarnya adalah bagian dari motivasi dan didalam
motivasi itu sendiri terdapat beberapa elemen lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar